Oven Tangkring: Fungsi, dan Peranannya dalam Dunia Kuliner

Oven Tangkring:  Fungsi, dan Peranannya dalam Dunia Kuliner

Dalam dunia kuliner Indonesia, penggunaan oven sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan, terutama bagi mereka yang hobi membuat kue atau roti. Salah satu jenis oven yang masih sering digunakan hingga saat ini, terutama di kalangan rumahan, adalah oven tangkring. Meskipun sudah ada berbagai macam oven modern yang lebih canggih, oven tangkring tetap memiliki tempat khusus bagi sebagian orang karena keunikan dan kesederhanaannya.

Artikel ini akan membahas tentang sejarah, cara kerja, serta keunggulan dan kekurangan oven tangkring, serta bagaimana peran oven ini masih relevan di era modern.

Apa Itu Oven Tangkring?

Oven tangkring adalah jenis oven sederhana yang digunakan dengan cara diletakkan atau "ditangkringkan" di atas kompor. Oleh karena itu, oven ini tidak memiliki sumber panas sendiri, melainkan mengandalkan api dari kompor untuk menghasilkan panas. Bentuknya umumnya berupa kotak logam dengan beberapa rak di dalamnya, yang digunakan untuk menempatkan loyang berisi adonan kue, roti, atau makanan lainnya yang ingin dipanggang.

Nama "tangkring" berasal dari bahasa Jawa, yang berarti "diletakkan" atau "ditempatkan". Dalam hal ini, oven diletakkan di atas kompor sebagai sumber panas eksternal. Oven tangkring biasanya terbuat dari bahan logam seperti alumunium atau besi, yang mampu menghantarkan panas dengan baik.

Sejarah Oven Tangkring

Oven tangkring sudah ada sejak lama dan menjadi salah satu alat yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia sebelum oven modern seperti oven listrik atau oven gas menjadi populer. Pada masa lalu, teknologi modern untuk memasak, seperti microwave atau oven listrik, belum tersedia luas, terutama di daerah pedesaan. Oleh karena itu, oven tangkring menjadi pilihan utama bagi ibu rumah tangga untuk memanggang kue, roti, dan masakan lainnya.

Oven ini sangat populer pada era 70-an hingga 90-an, ketika pemanggang atau oven modern masih sulit diakses oleh kebanyakan orang. Sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di daerah tanpa akses listrik, lebih mengandalkan kompor minyak atau kompor gas, sehingga oven tangkring menjadi solusi yang efisien dan terjangkau. Hingga kini, di beberapa daerah, oven tangkring masih digunakan karena kepraktisannya dan harganya yang relatif murah dibandingkan dengan oven modern.

Cara Kerja Oven Tangkring

Oven tangkring bekerja dengan prinsip sederhana: memanfaatkan panas dari kompor. Saat oven diletakkan di atas kompor, panas dari api akan memanaskan bagian bawah oven, yang kemudian disalurkan ke seluruh bagian oven untuk memanggang makanan di dalamnya. Biasanya, oven tangkring dilengkapi dengan beberapa lapisan atau rak, sehingga pengguna bisa memanggang beberapa loyang sekaligus.

Untuk memanggang dengan oven tangkring, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

    Pengaturan Api: Karena oven tangkring tidak memiliki kontrol suhu otomatis seperti oven listrik, pengguna harus cermat dalam mengatur besar kecilnya api. Api yang terlalu besar bisa membuat bagian bawah makanan gosong, sementara api yang terlalu kecil bisa membuat makanan tidak matang merata.

    Rotasi Loyang: Salah satu kelemahan oven tangkring adalah distribusi panas yang kurang merata. Bagian bawah biasanya lebih panas dibandingkan bagian atas. Oleh karena itu, untuk hasil yang lebih baik, pengguna perlu memutar atau mengganti posisi loyang selama proses memanggang agar makanan bisa matang secara merata.

    Pantauan Visual: Tidak seperti oven modern yang dilengkapi dengan timer dan kontrol suhu, oven tangkring memerlukan pemantauan terus-menerus. Pengguna harus sering memeriksa kondisi makanan yang sedang dipanggang untuk memastikan hasil yang optimal.

Keunggulan Oven Tangkring

Meskipun tampak kuno dibandingkan dengan oven modern, oven tangkring memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya tetap digemari, terutama di kalangan pembuat kue rumahan. Berikut beberapa keunggulannya:

    Harga Terjangkau: Oven tangkring jauh lebih murah dibandingkan dengan oven listrik atau oven gas. Hal ini membuatnya menjadi pilihan yang ekonomis bagi mereka yang baru memulai hobi memasak atau yang hanya menggunakan oven sesekali.

    Tidak Bergantung pada Listrik: Karena menggunakan kompor sebagai sumber panas, oven tangkring tidak memerlukan listrik. Ini sangat bermanfaat di daerah-daerah yang sering mengalami pemadaman listrik atau tidak memiliki akses listrik yang stabil.

    Fleksibilitas dalam Penggunaan Kompor: Oven tangkring bisa digunakan di atas kompor gas, kompor minyak, bahkan kompor kayu. Hal ini menjadikannya sangat fleksibel dan bisa digunakan dalam berbagai kondisi, termasuk di daerah pedesaan atau saat berkemah.

    Sederhana dan Mudah Digunakan: Penggunaan oven tangkring sangat sederhana dan tidak memerlukan pengetahuan teknis khusus. Cukup letakkan oven di atas kompor, atur api, dan makanan bisa mulai dipanggang.

Kekurangan Oven Tangkring

Namun, oven tangkring juga memiliki beberapa kekurangan yang membuatnya kurang ideal untuk beberapa situasi, terutama jika dibandingkan dengan oven modern. Berikut adalah beberapa kekurangannya:

    Distribusi Panas yang Tidak Merata: Salah satu masalah terbesar dari oven tangkring adalah distribusi panas yang kurang merata. Panas biasanya terkonsentrasi di bagian bawah oven, sehingga pengguna perlu memutar loyang atau makanan agar matang secara merata.

    Tidak Ada Kontrol Suhu: Oven tangkring tidak dilengkapi dengan termostat, sehingga pengguna harus mengandalkan insting dan pengalaman untuk mengatur suhu. Ini bisa menjadi tantangan bagi pemula yang belum terbiasa memanggang.

    Pengawasan Terus-Menerus: Karena tidak ada timer atau pengaturan otomatis, pengguna harus terus-menerus memantau makanan yang sedang dipanggang. Hal ini bisa memakan waktu dan energi, terutama jika proses memanggang memakan waktu lama.

    Kemungkinan Gosong: Jika tidak berhati-hati dalam mengatur api, makanan yang dipanggang di oven tangkring bisa gosong, terutama di bagian bawah.

Oven Tangkring di Era Modern

Meskipun oven modern semakin canggih dan mudah diakses, oven tangkring masih memiliki tempat di hati para penggemarnya. Banyak orang yang tetap menggunakan oven tangkring karena alasan nostalgia, terutama mereka yang tumbuh dengan melihat orang tua atau nenek mereka menggunakan oven ini untuk memanggang kue dan roti. Selain itu, oven tangkring juga sering dianggap memberikan rasa "tradisional" pada kue atau makanan yang dipanggang, yang sulit ditiru oleh oven modern.

Di era modern, beberapa produsen oven bahkan telah memodifikasi oven tangkring agar lebih efisien dan ramah pengguna, meskipun konsep dasarnya tetap sama. Oven tangkring versi modern ini biasanya dilengkapi dengan bahan yang lebih baik, serta tambahan alat pengukur suhu sederhana untuk membantu pengguna dalam mengontrol panas.

Kesimpulan

Oven tangkring adalah salah satu alat dapur yang memiliki sejarah panjang di Indonesia. Meskipun sederhana, oven ini masih banyak digunakan oleh masyarakat, terutama di daerah-daerah yang belum terjangkau oleh teknologi modern. Dengan kelebihan seperti harga terjangkau, kemudahan penggunaan, dan fleksibilitas dalam penggunaan sumber panas, oven tangkring tetap relevan di tengah maraknya oven modern. Namun, seperti halnya alat tradisional lainnya, penggunaannya memerlukan keterampilan dan perhatian khusus agar hasil masakan maksimal.

Bagi banyak orang, oven tangkring bukan hanya alat masak, tetapi juga bagian dari kenangan masa lalu, ketika kebersamaan di dapur menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Komentar